Oscillator Forex, Apa itu?

Oscillator Forex, Apa itu?

Oscillator Forex – Dunia trading forex menuntut para trader untuk melakukan analisa terhadapat pergerakan pasar dan tren yang matang agar sukses. Salah satu alat yang sering digunakan oleh trader dalam memprediksi pergerakan harga adalah oscillator. Oscillator adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari technical analysis.

Dengan oscillator tersebut kamu dapat menentukan apakah sebuah pasangan mata uang sudah masuk ke kondisi overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Kali ini kita akan bahas apa itu oscillator dalam trading forex, bagaimana cara menghitungnya serta implementasinya dalam bentuk contoh kasus.

Apa Itu Oscillator?

Oscillator adalah indikator teknis yang didasarkan pada pita yang dibentuk dari nilai ekstrim atas dan bawah. Dari pita ini kemudian nilai yang menunjukkan tren pergerakan nilai tukar bergerak di dalam batasan itu.

Aplikasi dari oscillator di forex adalah mencari tahu apakah sebuah pasangan mata uang berada di dalam kondisi oversold atau overbought. Nilai oscillator biasanya bergerak ke atas atau ke bawah nilai tengah yang biasanya ditentukan pada nilai 50.

Ketika nilai oscillator bergerak ke atas melewati nilai tengah, maka kondisi tersebut dianggap bullish (tren naik). Namun ketika nilai tersebut bergerak ke bawah nilai tengah maka pasar dianggap dalam kondisi bearish (tren turun).

Oscillator forex biasanya dihitung menggunakan rumus matematis dengan memperhitungkan nilai tukar dan/atau volume yang diperdagangkan dari sebuah pasangan mata uang. Rumus ini kemudian menghasilkan nilai yang bergerak di dalam batasan kedua nilai ekstrim yang disebutkan sebelumnya. Ketika nilai oscillator bergerak ke zona overbought atau oversold, di situlah trader forex yang menggunakan technical analysis mendapatkan sinyal untuk masuk atau keluar pasar.

Cara Kerja Oscillator Forex

Oscillator dibuat untuk membantu trader dalam mengidentifikasi adanya potensi berbalik arahnya pergerakan nilai tukar. Ide yang jadi landasan oscillator ini adalah pengamatan bahwa nilai tukar cenderung bergerak naik turun seperti gelombang (oscillate = berombang-ambing) mengikuti siklus.

Hasil perhitungan dari oscillator ini mengukur kekuatan momentum pergerakan nilai tukar pasangan mata uang dalam sebuah siklus. Dari nilai ini kemudian dijadikan dasar oleh para trader forex untuk menentukan kapan nilai tukar berpotensi berbalik arah.

Ada berbagai macam oscillator yang kamu bisa gunakan. Masing-masing oscillator tersebut punya rumus uniknya tersendiri yang menentukan bagaimana nilai perhitungan tersebut bereaksi terhadap pergerakan nilai tukar.

Contoh Oscillator Forex

Stochastic Oscillator

Stochastic oscillator merupakan indikator momentum yang paling populer di kalangan trader. Oscillator ini membandingkan nilai tukar penutupan (closing) dari nilai tukar pasangan mata uang terhadap rentang nilai tukar dari periode waktu tertentu.

Stochastic oscillator terdiri dari dua nilai, yaitu %K dan %D. Nilai %K mewakili nilai tukar terkini relatif terhadap rentang nilai tukar dalam sebuah periode waktu tertentu.

Sedangkan %D adalah nilai moving average (MA) dari nilai %K dalam kurun waktu hingga 3 periode trading ke belakang. Rumus dari stochastic oscillator adalah sebagai berikut:

%K = ((C – Ln) / (Hn – Ln)) x 100

%D = MA 3 periode dari %K

  • %K – Nilai indikator stochastic terkini
  • C – Nilai tukar penutupan terkini
  • Ln – Nilai tukar terendah dalam kurun waktu hingga n-periode trading sebelumnya
  • Hn – Nilai tukar tertinggi dalam kurun waktu hingga n-periode trading sebelumnya

Nilai stochastic oscillator bergerak antara 0 hingga 100. Jika nilai %K berada di atas 80, kondisi pasar pasangan mata uang tersebut dianggap overbought. Lalu ketika nilai %K berada di bawah 20 maka pasar pasangan mata uang tersebut dalam kondisi oversold.

Selanjutnya, fungsi dari nilai %D adalah sebagai acuan munculnya sinyal jual atau beli. Ketika nilai %K melintasi atau melewati nilai %D baik ke arah atas maupun ke bawah, di situlah patokan bagi trader untuk melakukan aksi trading.

Relative Strength Index (RSI) Oscillator

Indikator teknis yang sering digunakan para trader lainnya adalah RSI. Kamu mendapatkan nilai RSI dengan membandingkan kenaikan dan penurunan nilai tukar penutupan dalam kurun waktu hingga n-periode trading ke belakang. Nilai dari n umumnya adalah 14, sehingga RSI biasanya dihitung menggunakan data 14 periode trading.

Nilai RSI berada di antara 0 dan 100 dan diplotkan sebagai garis tunggal. Rumus dari RSI adalah:

RSI = 100-(100/(1+(U/D)))

  • U – Rata-rata kenaikan nilai tukar penutupan n-periode trading ke belakang
  • D – Rata-rata penurunan nilai tukar penutupan n-periode trading ke belakang

Nilai U didapat dengan menjumlahkan seluruh kenaikan nilai tukar penutupan selama n-periode trading (periode di mana terjadi penurunan dianggap 0). Lalu nilai D didapat dengan menjumlahkan seluruh penurunan nilai tukar penutupan (penurunan dianggap bernilai positif) selama n-periode trading (periode di mana terjadi kenaikan dianggap 0).

Contoh perhitungan RSI:

Anggap selama 14 periode trading ke belakang total kenaikan nilai tukar penutupan adalah sebesar 8% dari 8 periode dan total penurunan nilai tukar penutupan sebesar -3,1% dari 6 periode. Perhitungan RSI dari 14 periode trading tersebut seperti di bawah ini:

RSI = 100 – (100 / (1 + ( (8/14) / (3,1/14) )))

RSI = 72,07

Saat nilai RSI berada di bawah 30 maka pasar pasangan mata uang itu dianggap dalam kondisi oversold dan jika berada di atas 70 dianggap dalam kondisi overbought. Seperti sebelumnya, ketika pasar dalam kondisi oversold maka ada potensi nilai tukar akan berbalik arah ke atas. Sebaliknya, jika dalam kondisi overbought maka nilai tukar akan diprediksi menurun. Dengan demikian, dalam contoh perhitungan tersebut pasar berada dalam kondisi overbought dan nilai tukar pasangan mata uang tersebut berpotensi untuk turun.

Moving Average Convergence Divergence (MACD) Oscillator

MACD adalah salah satu indikator teknis populer untuk mengikuti tren pergerakan pasar. Oscillator forex ini dihitung menggunakan 2 komponen, yaitu MA eksponensial (exponential moving average, EMA) 12 hari trading dan EMA 26 hari trading. MACD dihitung lewat EMA 12 hari trading dikurangi dengan EMA 26 hari trading. Jika ditulis dalam bentuk rumus, maka cara hitung MACD adalah sebagai berikut:

MACD = EMA 12 hari – EMA 26 hari

Untuk mengetahui titik sinyal jual atau beli diperlukan adanya garis sinyal. Garis sinyal dihitung dengan rumus berikut:

Garis sinyal = EMA 9 hari MACD

Jika MACD melintasi garis sinyal ke atas maka pasar akan berpotensi mengalami tren naik dan sebaliknya jika melintasi ke bawah garis sinyal maka akan ada potensi tren turun di pasar.

Commodity Channel Index (CCI) Oscillator

Sebagai oscillator forex populer lainnya, CCI ditujukan untuk mengukur perbedaan antara nilai tukar terkini dari pasangan mata uang dan nilai tukar rata-ratanya dalam sebuah kurun waktu periode trading. Nilai CCI akan naik dan turun relatif terhadap nilai tengah, yaitu 0. Cara hitung CCI dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

Harga tipikal (typical price, TP) = (H + L + C) / 3

MA = (total TP selama n-periode) / n

Penyimpangan rata-rata (mean deviation, MD) = (total [TP – MA mutlak] selama n-periode) / n

CCI = (TP terkini – MA) / (0,015 x MD)

  • H – Nilai tukar tertinggi suatu periode trading
  • L – Nilai tukar terendah suatu periode trading
  • C – Nilai tukar penutupan suatu periode trading

Sebagai contoh, anggap kita ingin menghitung CCI dari sebuah pasangan mata uang selama jumlah periode yang sering digunakan dalam menghitung CCI, yakni 20 periode. Pertama-tama kita akan hitung TP menggunakan H, L, dan C dari masing-masing periode tersebut. Setelah mendapatkan TP dari keduapuluh periode tersebut, kita akan dapat menghitung MA dari 20 periode itu.

Dari sini kita dapat menghitung MD dari keduapuluh periode trading tersebut. Akhirnya, setelah mendapatkan nilai TP, MA dan MD maka kita dapat menghitung CCI dari periode trading terkini.

Kesimpulan Oscillator Forex

Oscillator di forex merupakan salah satu alat technical analysis yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan momentum pergerakan nilai tukar dari pasangan mata uang. Beberapa oscillator forex terpopuler di antaranya adalah stochastic, RSI, MACD dan CCI.

Namun demikian, perlu kamu perhatikan bahwa seluruh oscillator yang disebutkan di dalam artikel ini atau berbagai indikator teknis lainnya tidak pernah 100% akurat. Selalu gunakan kombinasi berbagai indikator teknis dan metode analisis lainnya seperti fundamental analysis agar kamu bisa mendapatkan gambaran keseluruhan dari pasar.

Check Also

Indikator Teknis Forex Lanjutan

Indikator Teknis Forex Lanjutan

Indikator Teknis Forex Lanjutan – Sebagai trader forex, kamu tentunya paham pentingnya menggunakan indikator teknis …